Garis-garis Kehidupan

Oleh Ardian Je Aliran air Sungai Amu Darya, sungai pemisah sejumlah republik di Asia Tengah, seolah mengalir di hadapan saya, ketika saya membaca Garis Batas (Gramedia Pustaka Utama, 2011) karya travel writer Agustinus Wibowo. Buku setebal 510 halaman itu mesti saya baca dan nikmati dengan sabar, dengan sepenuh hati. Terkadang, saya merasa greget —ingin mengunjungi tempat yang dideskripsikan sang penulis—saat membacanya. Ingin rasanya memakan roti nan di Tajikistan, melihat-lihat hal luar biasa yang terjadi di Kirgistan, berjalan di atas tumpukan salju di Kazakhstan, menggoda wanita-wanita cantik Uzbekistan, serta berkeliling kota dengan biaya transportasi murah di Turkmenistan. Tetapi saya mesti bersabar dan menabung terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan—berkeliling Indonesia, Asia Tenggara, dan negara-negara lainnya. Dengan perjalanan yang telah dilakukannya di lima negara Asia Tengah itu, tentunya Agustinus telah banyak mereguk “air kehidupan”, menjengkali gar...